Tarawih Part 1

Malam Ramadhan pertama, di perantauan, jauh dari orang tua…
Sebetulnya sudah hampir 5 tahun mengalami awal puasa jauh dari rumah. Sedih, cm bisa telpon, minta maaf, bilang semoga puasa ini lancar. Yah konsekuensi kerjaan.
Dannnnnn, mulai hari ini, punya resolusi menulis bebrapa ceramah yg sy dengar selama bulan ramadhan ini ke blog konyolbaget.wordpress.com. Jd bs dikatakan ini cm menyambung lidah dari penceramah sebelumnya.
Mari kita mulai….
31 Agustus 2011, ceramah tarawih di Mesjid An Nur PJMI. Penceramahnya lupa namanya, tp bapak2 yg mengantarkan pembukaan ceramah selalu mengulang kata2 “guru tetap” mesjid PJMI.
Ceramah dimulai di antara shalat Isya dan Tarawih (sy agak kaget, karena mengira bahwa ndak ada ceramah jd sempet ndak antusias), ada 3 bagian isi ceramah yang disambung menjadi satu. Bagian pertama mengenai Percakapan orang yang ahli maksiat dan temannya. Suatu ketika ada seseorang yang selalu melakukan maksiat tetapi menganggap bahwa rejekinya tidak pernah teputus walaupun dia selalu melakukan perbuatan tidak terpuji. Dia menanyakan pada temannya dan mempertanyakan hadis nabi yang berisi mengenai dijauhkannya seseorang dari rejeki apabila sering melakukan maksiat. Dia mengatakan bahwa rejekinya selalu lancar, bahkan berlimpah, hal ini tidak sesuai dengan isi hadis yang dia baca. Temannya yang kebetulan lumayan ahli dalam bidang agama mengatakan bahwa sebetulnya dia memang dijauhkan dari rejeki. Rejeki itu bentuknya bermacam-macam. Salah satu rejeki yang dimiliki oleh kaum yang beriman adalah bergetarnya hati ketika mendengar adzan, terpanggil untuk segera menuju mesjid untuk shalat berjamaah, merasa tenang dan nyaman ketika ada seseorang membaca Al Quran… Temannya ini menanyakan mengenai perasaan terpanggil kepada si ahli maksiat. Si Ahli Maksiat terperangah, dan dia menyadari bahwa nikmat Allah memang tidak hanya nikmat ragawi, tetapi nikmat iman dan hati yang membuat kita nyaman dan tenang menghadapi hidup.
Bagian kedua menceritakan mengenai nikmat makan dan nikmat iman. Manakah yang terasa lebih nikmat??? Ketika kita selesai makan, atau selesai Shalat? Penceramah menceritakan bahwa kita pada tataran iman dan ikhlas yang baik akan memiliki kemampuan nikmat iman dan merasa tenang setelah melakukan ibadah. Selain itu diceritakan pula makna dari doa setelah makan yang berisi syukur yang mendalam terhadap apa yang diberikan Allah dalam bentuk makanan kepada kita.
Bagian terkhir adalah cerita mengenai percakapan raja dan seorang pria tua. Suatu hari raja berjalan-jalan di kota dan menyamar menjadi rakyat biasa. Dia bertemu dengan seorang lelaki tua. Bertanyalah dia kepada lelaki tua itu, “taukah kau siapa raja di negeri ini?”, pria tua itu menjawab dengan tegas “akulah raja”, sang raja yang menyamar tertawa terbahak-bahak karena dia tau pria itu berbohong, dia pun berkata “bagaimana mungkin pria tua sepertimu adalah seorang raja? Raja dari negeri manakah kamu pria tua?”, sang pria tua menjawab dengan tatapan tajam, “akulah raja diriku sendiri. Aku berhasil mengalahkan hawa nafsuku, mengalahkan syahwatku, membuat diriku menjadi pemenang, raja, dari diriku sendiri.” Makna dari cerita ini adalah bahwa tiap orang akan menjadi Raja dirinya sendiri, sampai dia berhasil mengalahkan hawa nafsu yang mengandalikan akal perbuatan yang dilakukan.
Yahh… Dan ceramah berakhir, pas mati lampu lagi… Tp… Suasana ramadhan langsung merebak, indah… Semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya kawan, terimakasih sudah membaca sedikit coretan tangan aneh ini. Marhaban ya Ramadhan…

Tinggalkan komentar